GENERASI MUDA, INVESTASI DAN MASA DEPAN BANGSA

GENERASI MUDA, INVESTASI DAN MASA DEPAN BANGSA

Komposisi Penduduk Indonesia (sumber : liputan6.com)

#SobatHebatIndonesiaBaik#JadiKontributorJadiInspirator#BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel 

Tidak asing bagi kita tentunya dengan salah satu kutipan pidato presiden pertama Republik Indonesia yang berbunyi “ Beri aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Pidato yang disampaikan sang proklamator dengan berapi-api, penuh semangat serta antusiasme tersebut seakan memberi penegasan bahwa pemuda mempunyai peranan yang sangat penting bagi nasib suatu bangsa. Sejenak, bila kita melihat rangkaian sejarah perjuangan bangsa dalam memujudkan sebuah cita-cita kemerdekaan, pemuda telah mulai memainkan peran penting mereka sejak tahun 1928 dalam sebuah peristiwa yang kemudian akan dikenal sebagai sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Pada peristiwa besar tersebut, para pemuda yang menjadi wakil dari golongan, kelompok maupaun organisasi-organisasi sosial masyarakat dari seluruh pelosok negeri yang terkenal akan keanekaragamanya ini menepikan semua perbedaan diantara mereka mulai dari perbedaan suku, ras, agama, bahasa, budaya, adat istiadat menghilangkan sikap chauvinisme serta egosentris  kemudian bersumpah untuk menjadi satu Indonesia. Heroisme para pemuda tahun 1928 ini akhirnya menjadi pemicu lahirnya beberapa pergerakan lain yang berpengaruh terhadap upaya bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaanya. 

Pidato Bung Karno (Sumber : republika.co.id)

Peristiwa monumental lain pada masa perjuangan yang tidak kalah pentingnya dengan peristiwa sumpah pemuda 1928 serta melibatkan pemuda sebagai pengerak adalah peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945. Dini hari buta pukul 03.00 WIB kala itu, semangat para pemuda begitu membara untuk segera melihat sebuah negara merdeka, alhasil para pemuda itu pun “menculik” Soekarno & Hatta agar segera memproklamirkan kemerdekaan yang telah lama diidam-idamkan. Dari dua peristiwa tersebut serta peristiwa-peristiwa lain yang terjadi pada masa perjuangan kemerdekaan baik itu perjuangan secara diplomatik, pemikiran serta fisik, telah memberikan sebuah gambaran bahwa pemuda pempunyai kekuatan besar serta memegang satu peranan penting sebagai agen perubahan. Maka tidak berlebihan kiranya bila Presiden Soekarno pernah menyebut dengan 10 pemuda akan dapat menguncangkan dunia seperti pada kutipan pidato diatas. Lalu setelah jaman perjuangan berlalu, masa dan tatanan dunia berganti masih relevankah ucapan tersebut bila dibandingkan dengan kondisi dewasa ini..? apakah mungkin dan bagaimana caranya dengan 10 pemuda sebuah negara bisa mengguncangkan dunia?. Bila merujuk pada Undang – Undang Kepemudaan No.40 Tahun 2009 dimana pada pasal 1 menyebutkan bahwa pemuda adalah mereka yang mempunyai rentang usia antara 16 – 30 tahun, maka pada tahun 2019 perkiraan penduduk Indonesia yang masuk dalam kategori tersebut kurang lebih berjumlah 65,4 juta jiwa atau sebesar 24,41% dari total jumlah penduduk yang mencapapai 268,07 juta jiwa (BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035/ BPS-Statistics Indonesia, 2010 Population Census and Indonesia Population Projection 2010 – 2035). Terlebih pada siaran pers yang dikeluarkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasioanal pada 22 Mei 2017 menyebutkan bahwa pada tahun 2030 sampai dengan 2040, Indonesia akan mengalami bonus demografi dimana jumlah penduduk usia produktif akan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif. Pada periode tersebut, diperkirakan penduduk usia produktif yang dimiliki Indonesia sebesar 64 % dari total keseluruhan jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. 

Generasi Z (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Lalu apakah jumlah usia muda dan produktif yang begitu besar tersebut adalah sebuah jaminan terwujudnya kemajuan bagi suatu bangsa dan dapat mendatangkan sebuah perubahan hingga menguncangkan dunia?.  Kita tidak dapat serta merta menjawab pertanyaan tersebut secara pasti tanpa memperhatikan aspek lain yang dapat mendukung kemajuan bangsa. Bila tidak diimbangi dengan kemampuan Sumber Daya Manusia mumpuni, jumlah usia produktif yang begitu besar dapat menjadi permasalahan baru, sebab ketidakmampuan dalam bersaing hanya akan menjadikan mereka sebagai penonton bukan pelaku. Bisa kita bayangkan, bila kondisi ini terus berlangsung dampak buruk yang akan terjadi adalah munculnya ledakan jumlah pengangguran sehingga berpotensi memicu munculnya permasalahan sosial lainnya. Langkah kongkrit yang harus diambil agar para pemuda serta limpahan bonus demografi dapat memberikan manfaat bagi kemajuan bangsa adalah meningkatkan kapasitas dan kemampuan dari setiap individu baik dari segi pendidikan, ketrampilan hardSkill, softSkill serta kemampuan lain yang dapat mendukung mereka menjadi SDM unggul yang siap memenangkan persaingan. Terlebih pada era revolusi industri 4.0 dewasa ini, diperlukan inovasi dan kreatifitas untuk dapat bersaing pada dunia usaha dan industri. Nadiem Makarim dengan Go-jek nya, Achmad Zaky dengan bukalapaknya serta beberapa lainya adalah contoh anak muda yang bisa menguncang dunia karena mereka memiliki inovasi serta kreatifitas sehingga dapat menjadi pemain yang disegani pada bidangnya. Kemunculan beberapa startup lain yang sebagian besar digawangi oleh anak muda merupakan satu hal positif yang terus dapat memacu kreatifitas serta inovasi sehingga menghadirkan kemudahan  dan nilai tambah bagi banyak orang. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa gerasi muda yang dalam beberapa tahun kedepan sudah menjadi pemimin dalam banyak bidang, adalah investasi masa depan yang patut untuk dibina serta meningkatkan kapasitas diri mereka sendiri. Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall, Penguin, (2004) dalam teori generasi mengemukakan, bahwa berdasarkan tahun kelahiranya, manusia dibagi atas 5 generasi, yaitu : (1) Generasi Baby Boomer yaitu generasi yang lahir pada tahun 1946 – 1964; (2) Generasi X, lahir 1965 – 1979; (3) Generasi Y atau sering disebut sebagai generasi Milenial lahir pada kurun waktu 1980 – 1995 (4) Generasi Z, lahir pada tahun 1996 – 2009 serta (5) generasi Alpha dimulai dari tahun 2010. Dari rincian tahun kelahiran tersebut, maka gereasi Y dan Z lah yang dalam beberapa tahun kedepan akan lebih banyak mengambil peranan dalam kemajuan diberbagai bidang. Kehadiran mereka pada era yang serba digital ini, mengaruskan setiap mereka untuk meningkatkan kemampuan utamanya pada bidang-bidang yang erat kaitanya dengan dunia digital. Sebagai tulang punggung dari sepertiga ekonomi Indonesia, anak-anak muda ini harus terus didorong selalu berinovasi dengan ide-ide cemerlang sebab tantangan dewasa ini baik itu dalam bidang lapangan pekerjaan, dalam bidang kehidupan keseharian tidak akan pernah lepas dari teknologi yang sudah barang tentu membutuhkan sentuhan kreativitas dan daya inovasi.  

Tantangan Generasi Milenial & Z (Sumber : kompas.com)

Pada bidang lain, tentu kita tau bahwa tahun depan kita akan menjadi tuan rumah ajang piala dunia sepak bola U-20 yang tentu saja sangat menyedot perhatian dunia. Kita berharap pada anak-anak muda yang nantinya terpilih untuk mewakili Indonesia berkompetisi pada ajang tersebut dan saat ini sedang fokus berlatih meningkatkan kualitas serta kemampuan diri mereka dapat memberikan hasil terbaik sehingga dapat mengguncangkan dunia. Begitu juga pada bidang lainya seperti musik, dunia peran, serta bidang-bidang lain yang dapat mengangkat nama harum bangsa. Satu kata kunci penting dari uraian diatas adalah pentingnya peningkatan kualitas serta kemampuan dari genari muda, baik dari segi kemampun hardskill . softskill maupaun akhlak yang mereka miliki, sehingga bila datang kesempatan pada mereka untuk tampil memimpin, kecakapan itu sudah dapat diperlihatkan. Berapapun besar jumlah, bila tidak mempunyai kualitas yang baik maka akan terasa sulit untuk melakukan sebuah perubahan. Oleh sebab itu, bagi para pemuda Indonesia yang ingin menguncangkan dunia dengan prestasi baiknya maka mulai sekarang tingkatkanlah kualitas diri. Anak muda yang mempunyai kecenderungan untuk mudah terbawa arus, harus membentengi diri mereka dengan karakter, kepribadian serta akhlak yang baik.