FUTURE LANDSCAPE : METAVERSE SEBAGAI PEMULIHAN INDUSTRI PARIWISATA DAN BISNIS UMKM

FUTURE LANDSCAPE : METAVERSE SEBAGAI PEMULIHAN INDUSTRI PARIWISATA DAN BISNIS UMKM

Ruth Aldiz Khatarine

#SobatHebatIndonesiaBaik

#JadiKontributorJadiInspirator

#BerbagiMenginspirasi

#SohIBBerkompetisiArtikel

Metaverse merupakan integrasi antara realitas dan vitalitas yang menggunakan kecerdasan buatan dengan menggabungkan ruang fisik, produk, pelayanan melalui ruang maya secara virtual. Dalam sebuah jurnal yang berjudul A Study On Metaverse Culture Contents Matching Platforms, proses ini mendisrupsi berbagai sektor untuk menyesuaikan sistem terhadap perkembangan dunia digital termasuk sektor pariwisata dan bisnis.

Dunia metaverse yang erat kaitannya dengan kemajuan teknologi internet membuat sektor pariwisata mulai beradaptasi dan melirik potensi ruang metaverse sebagai kesempatan untuk menciptakan industri pariwisata yang berkelanjutan serta adaptif dengan perkembangan digitalisasi. Augmented Reality(AR) dan Virtual Reality(VR) merupakan komponen pembentuk metaverse yang membuat para pemakai dapat terhubung secara virtual, berkomunikasi, serta melakukan berbagai kegiatan layaknya aktivitas di dunia nyata.

Kehadiran metaverse bisa menjadi peluang bagi industri pariwisata khususnya destinasi. Destinasi bisa diinterpretasikan secara virtual di dalam metaverse sehingga calon pengunjung bisa menjelajahi berbagai daya tarik, melihat hotel dan restaurant, ekowisata, serta segala hal yang tersedia di destinasi. Selain itu, pemanfaatan ruang Metaverse bisa menjadi alat pemasaran atau pameran yang lebih interaktif bagi destinasi untuk meyakinkan calon wisatawan yang ingin berkunjung ke destinasi.

Selain menjadi sektor yang menginvestasikan banyak pemasukan negara melalui berbagai destinasinya, adanya pariwisata juga akan menumbuhkan usaha-usaha ekonomi yang saling merangkai dan menunjang kegiatannya sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun masyarakat salah satunya bisnis UMKM. Dilansir dari artikel Deutsche Welle, Beberapa tahun terakhir menjadi perjuangan bagi industri pariwisata maupun bisnis umkm sebagai sumber pemasukan negara karena Covid-19 mengubah berbagai kegiatan menjadi virtual, namun saat ini berbagai upaya dilakukan guna pemulihan bisnis domestik di Indonesia contohnya Kemenparekraf yang mengeluarkan sejumlah dana hibah melalui implementasi CHSE(Cleanliness, Healthy, Safety, Environtment Suistanability). Sehingga dengan adanya kemajuan teknologi diharap semakin mendukung pemulihan ekosistem bisnis dalam negeri serta mendorong peningkatan kualitas pelayanannya.

Proyeksi metaverse atau horizon world │voi.id (while.meta)

Beberapa proyek metaverse yang cukup terkenal antara lain: Decentraland (MANA) yang menyediakan platform untuk kegiatan secara daring, perdagangan, hingga permainan. The Playground (SAND) yang menyediakan platform aset digital berupa lahan virtual yang bisa dijual belikan. Enjin(ENJ) yang memungkinkan pembuatan, pendistribusian, penyimpanan, perdagangan dan bahkan integrasi aset digital tokenized dalam ruang metaverse. Hingga Bloktopia (BLOK) yang menawarkan lahan virtual berupa gedung pencakar langit di mana masing-masing pengguna bisa mengadakan kegiatan di dalamnya. Lantas, bagaimana metaverse dapat menjadi masa depan yang menjanjikan bagi ekosistem industri pariwisata dan bisnis umkm yang berkelanjutan bagi masa yang akan datang?

Pertama sekali kita akan membahas dari ekosistem industri pariwisata,

Untuk menjawab hal tersebut kita harus menganalisis dari negara Korea Selatan melalui projek dengan nama Seoul Vision 2030 Plan (SV2030). Projek ini lahir karena berangkat dari permasalahan saat pandemi covid-19 namun banyak sekali pelanggaran protokol kesehatan dan keterbatasan lahan yang ada. Hal tersebut mendorong Pemerintah Metropolitan Seoul untuk menginisiasi sebuah proyek di mana masyarakat bisa mengakses layanan publik dan konsultasi publik bahkan acara – acara yang ada hingga sekolah melalui sebuah platform virtual tanpa harus kehadiran secara fisik. Masyarakat kemudian hanya cukup menggunakan perlatan virtual reality untuk bisa masuk ke dalam platform kota digital.

Projek tersebut dapat menjadi proyeksi masa mendatang mengenai ruang metaverse. Diawal tahun 2022 mulai diperkenalkannya metaverse tourism. Metaverse tourism merupakan istilah baru atau tren baru dengan menciptakan pengalaman dunia nyata melalui ruang virtual dengan pemanfaatan teknologi. Menurut Diaz(2020), model kegiatan wisata terkait virtual, hybrid disajikan dan berusaha dibuat semudah mungkin untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan para wisatawan dalam berwisata. Melalui metaverse, setiap orang dapat mengalami penerbangan, kamar hotel, memasak dan persiapan makanan di restoran, tur, konferensi, rapat, dan konvensi dalam secara virtual. Faktanya, beberapa perusahaan perjalanan udara, seperti Boeing, bekerja dengan desain teknik 3D yang imersif untuk membangun dan memproduksi layanan penerbangan pada ekosistem digital tunggal di metaverse.

Gambaran metaverse tourism│archdaily.com (courtesy of decentraland)

Ditinjau melalui pariwisata digital, teknologi virtual reality (VR) adalah teknologi yang menggunakan komputer untuk menghasilkan lingkungan yang disimulasikan, dan membuat pengguna “berinvestasi” di lingkungan melalui berbagai peralatan khusus, sehingga dapat mewujudkan interaksi langsung antara pengguna dan lingkungan.

Ini mengintegrasikan pencapaian pengembangan terbaru dari grafik komputer, multimedia, kecerdasan buatan, multi-sensor jaringan, pemrosesan paralel, dan teknologi lainnya, memungkinkan tampilan lanskap interaktif real-time ataupun roaming lanskap tiga dimensi secara real-time. Teknologi virtual reality telah diterapkan pada industri perjalanan saat ini dan memiliki dampak yang besar. Dengan keunggulan imersi, konsepsi, dan interaktivitas, teknologi virtual reality mengandalkan platform pariwisata virtual untuk mensimulasikan atau mengembalikan atraksi wisata dalam kenyataan untuk membangun lingkungan pariwisata virtual, yang dapat memberikan simulasi penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan indera lainnya. Membuat orang merasa seperti berada di kehidupan nyata dengan melakukan berbagai kegiatan seperti biasa.

Setelah mengulas ekosistem industry pariwisata, bagaimana dengan masa depan bisnis UMKM melalui metaverse?

Selain berdampak positif pada prospek industry pariwisata, dapat dilihat bahwa kehadiran teknologi virtual seperti metaverse memiliki banyak sekali manfaat terutama dalam bisnis UMKM melalui pelayanan, pemasaran produk, hingga perluasan target pasar, dan lain sebagainya. Sejalan dengan komitmen yang dibangun oleh MENKOPUKM mengatakan bahwa akan selalu mendukung proses transformasi menuju akselerasi digital sektor UMKM. Contoh pola pelayanan dalam UMKM, melalui metaverse, para pelaku usaha kemudian bisa berinteraksi layaknya datang ke kantor layanan publik sehingga diharapkan berbagai yang terjadi pada sistem digital untuk UMKM kemudian teratasi karena efektifnya dan efisiennya proses interaksi jika ditemukan kesulitan selama proses pelayanan publik.

Sektor UMKM dan bisnis sejenisnya mendorong berbagai projek bisnis seperti investasi jangka panjang yang cukup menjanjikan di metaverse, sehingga melatarbelakangi munculnya projek lunaverse sebagai jawaban bagi pihak yang hendak melakukan investasi di metaverse. Menurut Katadata, pengguna dapat bermain, berburu, berinvestasi hingga menjadi taipan melalui real estat virtual di Luniverse.

 

Dashboard Luniverse│katadata.co.id (luniverse)

 

Kolaborasi secara holistik dapat membangun mitra antara investor asing dan pebisnis UMKM secara berkelanjutan baik pada projek luniverse maupun langsung melalui metaverse. Sebagai contoh, WIR Group merupakan perusahaan teknologi dibidang realitas digital seperti Artificial Intelegence (AI),Augmented Reality(AR) dan Virtual Reality di Asia Tenggara, melakukan mitra dengan Kaya.id yang memungkinkan 400 UMKM dapat bertransformasi ke dunia virtual. Pada tahap awal, akan dilakukan proses kurasi dan inkubasi oleh Kaya.id terhadap sejumlah UMKM yang telah siap terjun ke ruang metaverse. Kemudian, UMKM yang terpilih dari rangkaian proses akan tampil dalam ruang metaverse dengan memproduksi sejumlah kreasi virtual berbasis 3D yang dikembangkan oleh WIR Group.