Fenomena Solstis Desember pada 21 Desember, Benarkah Berbahaya?

Fenomena Solstis Desember pada 21 Desember, Benarkah Berbahaya?

Fenomena Solstis Desember | Sumber: Pexels (Pixabay)

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi

Ada banyak fenomena langit yang terjadi di bulan Desember tahun ini. Kalau SohIB pencinta astronomi, pastinya tahu, dong, ada delapan hujan meteor sepanjang Desember 2022. Bukan hanya itu, ada juga fenomena tahunan lain yang akan terjadi sekitar tanggal 2122 Desember nanti. Itu adalah Solstis Desember atau December Solstice.

Solstis Desember adalah sebuah peristiwa di mana Matahari terlihat berada paling selatan terhadap ekuator (khatulistiwa) langit. Pada saat itu, ada bagian di Bumi yang siangnya terasa lebih lama dan ada pula yang lebih pendek.

Banyak orang mempertanyakan tentang bahaya atau tidaknya fenomena Solstis Desember. Nah, kira-kira Indonesia bakal "terkena" fenomena ini, nggak, ya? Untuk menemukan jawabannya, langsung scroll ke bawah, kuy!

Apa Itu Solstis?

Apa Itu Solstis?
Solstis atau titik balik Matahari disebabkan oleh kemiringan sumbu Bumi dan orbit Bumi yang oval. | Sumber: Wikimedia Commons (Tauʻolunga)

Sebelum membahas Solstis Desember, kita harus paham apa itu solstis. Dilansir National Geographic, solstis atau titik balik matahari adalah sebuah peristiwa astronomi di mana kutub-kutub sebuah planet berada pada posisi paling condong ke atau paling jauh dari bintang yang diorbitnya.

Menurut laman timeanddate, istilah solstis berasal dari bahasa Latin, yakni sol yang berarti 'Matahari' dan sistere yang berarti 'diam'. Penamaan ini didasarkan pada pengamatan jalur semu Matahari yang melintasi langit sedikit berubah dari satu hari ke hari berikutnya.

Sementara di Bumi, solstis terjadi akibat sumbu rotasi Bumi yang miring. Lo, jadi selama ini planet kita miring, toh? Benar, SohIB. Bumi tidak mengorbit Matahari secara tegak lurus, melainkan bergerak dengan kemiringan 23,5 derajat pada porosnya.

Karena posisi miring itulah, intensitas dan lamanya Matahari bersinar menjadi berbeda-beda sepanjang tahun, terkhusus untuk belahan Bumi utara dan selatan. Akibat perbedaan tersebut, terjadilah perubahan musim dan hari yang bisa saja terasa begitu lama atau malah lebih cepat.

Bukan hanya karena kemiringan poros, dilansir EarthSky, solstis juga dipengaruhi oleh orbit Bumi terhadap Matahari. Planet kita memiliki lintasan yang berbentuk elips. Alhasil, ada masa di mana Bumi berada begitu dekat dengan Matahari dan sebaliknya.

Apa Itu Solstis Desember?

Fenomena Solstis Desember
BBU menghadap jauh dari Matahari, sedangkan BBS lebih condong ke Matahari. | Sumber: Wikimedia Commons (Przemyslaw "Blueshade" Idzkiewicz)

Mungkin SohIB bertanya-tanya, kenapa disebut "Solstis Desember"? Memangnya, ada solstis di bulan lain? Jawabannya iya! Berdasarkan laman National Geographic, Bumi mengalami dua kali titik balik Matahari setiap tahunnya, yakni pada bulan Juni (disebut June Solstice) dan Desember (dinamakan December Solstice).

December Solstice atau Solstis Desember, juga disebut Titik Balik Matahari Selatan, terjadi ketika Bumi berada pada titik terdekatnya (perihelion) terhadap Matahari. Di posisi ini, belahan Bumi bagian utara (BBU) terlihat jauh dari Matahari. Sementara itu, belahan Bumi bagian selatan (BBS) condong menghadap ke Matahari.

BBU yang jauh dari Matahari lantas hanya sedikit menerima sinarnya sehingga belahan Bumi ini mengalami musim dingin. Itulah mengapa Solstis Desember di BBU kerap dijuluki winter solstice (titik balik Matahari musim dingin).

Sebaliknya, BBS terpapar sinar matahari lebih banyak sehingga mengalami musim panas. Solstis Desember di daerah ini lantas disebut summer solstice atau titik balik Matahari musim panas.

Ketika December Solstice terjadi, BBU yang dilanda musim dingin akan mengalami siang yang paling pendek sepanjang tahun. Bahkan, di bagian Kutub Utara, Matahari sama sekali tak menampakkan wajahnya selama winter solstice.

Di sisi lain, BBS akan menyaksikan siang terpanjang yang pernah dialami selama kurun waktu setahun. Terkhusus untuk wilayah Kutub Selatan, mentari bahkan enggan untuk terbenam selama summer solstice.

Baca Juga: Gerhana Bulan Total 8 November, Ini 5 Mitosnya yang terkenal. Apa Saja?

Apakah Fenomena Solstis Berbahaya?

Apakah Fenomena Solstis Berbahaya?
Benarkah fenomena Solstis Desember berbahaya? | Sumber: Pexels (Bruno Scramgnon)

Kalau SohIB mengetikkan kata kunci "fenomena Solstis Desember" di mesin pencarian internet, maka akan bermunculan berita yang mempertanyakan bahaya fenomena yang satu ini. Apa benar solstis berbahaya?

Seperti yang telah kita baca sebelumnya, solstis alias titik balik Matahari hanyalah salah satu dari peristiwa langit tahunan yang dialami Bumi. Pengaruhnya terbatas pada perubahan lamanya siang dan malam di wilayah BBU dan BBS. Di luar itu, tidak ada hal yang membahayakan maupun mengkhawatirkan dari fenomena ini.

Sebagai tambahan, dari laman Kompas, Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging menyebutkan bahwa Solstis Desember ternyata turut memengaruhi musim hujan di Indonesia. Adanya fenomena tersebut menyebabkan peningkatan frekuensi hujan terlebih di bulan Desember.

Bukan hanya itu, berdasarkan penuturan Marufin Sudibyo, astronom amatir Indonesia, December Solstice menjadi momen di mana Matahari terlihat seolah-olah bergerak ke selatan di langit Tanah Air. Namun, setelah solstis ini berakhir, mentari akan kembali bergerak secara gradual menuju utara.

Kapan Solstis Desember Terjadi?

Solstis Desember
December Solstice lebih sering terjadi pada tanggal 21 dan 22 Desember. | Sumber: Pexels (Jonathan Petersson)

Umumnya, December Solstice berlangsung antara tanggal 20–23 Desember. Akan tetapi, fenomena tahunan ini lebih sering terjadi pada tanggal 21 dan 22 Desember.

Solstis Desember yang terjadi pada tanggal 20 dan 23 Desember tergolong sangat langka. Dilansir timeanddate, solstis 23 Desember terakhir terjadi pada tahun 1903 dan baru akan muncul kembali tahun 2303 mendatang. Sementara itu, solstis 20 Desember berikutnya baru akan terjadi pada tahun 2080.

Selain itu, perlu SohIB ketahui pula bahwa fenomena titik balik Matahari tidak terjadi sepanjang hari, melainkan pada waktu tertentu, yakni ketika mentari berada tepat di atas Tropic of Capricorn (Garis Balik Selatan [GBS]). Masih dari timeanddate, Solstis Desember 2022 akan terjadi pada Rabu (21/12/2022) pukul 21.48 UTC, sedangkan di Indonesia terjadi pada Kamis (22/12/2022) pukul 04.48 WIB.

Apakah Solstis Desember Dapat Disaksikan di Indonesia?

Solstis Desember
Hanya sedikit pengaruh titik balik Matahari dirasakan di wilayah khatulistiwa. | Sumber: Pexels (George Becker)

Sayangnya, fenomena Solstis Desember nggak terlalu terlihat di wilayah khatulistiwa seperti Indonesia. Dijelaskan laman National Geographic, daerah khatulistiwa, terletak pada lintang 0 derajat, menerima intensitas maksimum sinar matahari sepanjang tahun. Akibatnya, area di dekat khatulistiwa mengalami sinar matahari yang relatif konstan.

Ini berarti, tidak ada perbedaan durasi sinar matahari yang menyebabkan perubahan lama siang dan malam. Dengan kata lain, Indonesia dan negara di garis khatulistiwa lainnya merasakan sedikit, atau bahkan tidak ada sama sekali, pengaruh dari titik balik Matahari.

Baca Juga: 8 Hujan Meteor Sepanjang Desember 2022, Jangan Sampai Kelewatan!

Jadi, bisa disimpulkan bahwa tidak ada yang membahayakan dari fenomena Solstis Desember, ya! Pasalnya, peristiwa astronomi tahunan ini hanyalah soal posisi Matahari yang tampak berada di selatan terhadap ekuator langit.

Supaya SohIB tetap update dengan berita terkini, pastikan untuk membaca artikel tren lainnya di sohib.indonesiabaik.idya! Jangan lupa juga untuk bergabung ke komunitas SohIB, sebuah persembahan dari Indonesia Baik, karena ada banyak pelatihan tentang upskilling dan self-development yang pastinya bermanfaat untukmu.

Editor: Firdarainy Nuril Izzah