Sambut Era Baru AI dengan Kemampuan Berpikir Kreatif

Sambut Era Baru AI dengan Kemampuan Berpikir Kreatif

Menyambut era baru AI dengan berpikir kreatif (Ilustrasi: diolah dari pexels.com)

Hai, SohIB! Ternyata perkembangan teknologi tidak hanya memudahkan berbagai pekerjaan manusia, tetapi juga bisa menjadi ancaman bagi eksistensi manusia itu sendiri. Yuk, kita kenalan dengan teknologi kecerdasan buatan! 

Kecerdasan buatan tidak hanya mempermudah urusan kita saat berbelanja, melakukan pembayaran, berpindah tempat, hingga mempelajari hal baru, lho! Selain memberikan manfaat berupa efisiensi, kemajuan teknologi digital juga dapat menggeser peran kita sebagai makhluk yang cerdas di masa yang akan datang.

Dampaknya, berbagai jenis pekerjaan yang sebelumnya bisa dilakukan manusia, kini sudah mulai digantikan oleh beragam teknologi yang digerakkan oleh sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

1. Kemunculan ChatBot

Sejumlah pakar memprediksi beberapa profesi yang nantinya tergantikan oleh peran AI. Kebanyakan profesi yang terdampak dari kemajuan AI adalah jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan teknis, seperti customer service yang perlahan mulai digantikan oleh ChatBot.

Penggunaan ChatBot di berbagai bidang, salah satunya guna mendukung layanan konsumen selama 24 jam 7 hari. Bayangkan, jika kita harus bekerja sepanjang waktu hanya untuk menanggapi keluhan pelanggan atau mendengarkan komplain konsumen, tentunya sangat menguras tenaga.

Tercatat hingga awal tahun 2022, pengguna ChatBot meningkat sejumlah 170% per-tahun. Peningkatan ini terjadi karena faktor pandemi Covid-19 yang sempat membatasi mobilitas, sehingga perlu kecerdasan bautan yang mampu merespon dengan cepat.

Lebih jauh lagi, inovasi dalam penggunaan ChatBot dikembangkan dalam bentuk percakapan digital yang dapat mempertemukan antara pelanggan dan tenaga ahli. Terobosan ini dimulai pada tahun 2016 oleh aplikasi digital bernama Halodoc. Sistem kecerdasan buatan yang dibangun pada platform tersebut adalah layanan kesehatan seperti konsultasi dokter yang ahli di bidangnya, membeli obat, serta melakukan pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan tanpa perlu bertatap muka.

Gelombang pandemi Covid-19 membuat semua bentuk kegiatan tatap muka dialihkan melalui perangkat digital. Komunikasi yang tadinya harus dilakukan dengan mengadakan pertemuan, kini menjadi lebih fleksibel dengan mengandalkan perkembangan AI.

Segala bentuk aktivitas seperti kegiatan belajar, rapat, nonton film, hingga berobat dapat dilakukan melalui smartphone. Sehingga kita tidak perlu mengeluarkan upaya lebih seperti berpergian atau mengantri hanya untuk memenuhi keinginan kita. Perkembangan tekonlogi AI membuat kegiatan kita lebih dinamis dan efisien.

2. Efisiensi Kerja

Pertumbuhan teknologi AI yang diterapkan pada berbagai bidang, tentunya tidak hanya memberikan kemudahan hidup. Efisiensi yang kita peroleh untuk dapat melakukan banyak hal dalam satu waktu, justru mendatangkan ancaman baru. Pada akhirnya, teknologi AI yang kita gunakan justru membuat kita kecanduan akan pelayanan yang ditawarkan. Kita menjadi semakin malas untuk berkembang, bahkan sekadar berpikir kreatif untuk dapat menjelajahi kemampuan AI lebih jauh.

3. Ancaman atau Peluang? 

Dampak dari ketergantungan akan teknologi ini nantinya yang mengancam pekerjaan atau profesi yang selama ini kita lakukan secara teknis. Alibaba Cloud telah merangkum setidaknya 6 pekerjaan besar yang nantinya akan digantikan oleh AI, yaitu:

1. Layanan Konsumen

2. Editor dan Proofreader

3. Telemarketing

4. Kurir

5. Sopir

6. Akuntan

Pada dasarnya, AI dapat menggantikan jenis pekerjaan yang mempunyai pola dan analisa berdasarkan data. Perkembangan AI yang semakin masif, bukan tidak mungkin akan mengeliminasi pekerjaan lainnya yang memiliki hubungan kerja dengan pekerjaan yang sudah disebutkan di atas. Sehingga, sebagai manusia yang berakal, kita perlu mengembangkan kreatifitas dalam berpikir. Setidaknya agar dapat menguasai teknologi AI, bukannya digeser oleh eksistensi kecerdasan buatan.

4. Tantangan Baru

Menilik lebih jauh teknologi AI yang diterapkan pada aplikasi Halodoc, sejauh ini cukup efektif dalam melayani konsultasi dengan pasien. Sekalipun jarak antara rumah pasien dengan rumah sakit terpaut ratusan kilometer. Kiranya hal ini dapat menginspirasi kita untuk berpikir lebih kreatif dengan mengandalkan berbagai tools yang ditawarkan AI.

Perlu kita pahami, dasar logika AI yang digunakan aplikasi Halodoc adalah layanan konsultasi antara dokter dengan pasien. Sehingga hubungan yang tercipta melalui teknologi AI tersebut adalah kegiatan yang serupa dengan yang biasanya pasien lakukan saat berobat ke rumah sakit.

Padahal, teknologi AI mampu dikembangkan untuk menjangkau seluruh aspek kehidupan kita, tanpa menggeser eksistensi kita sebagai makhluk berakal. Berkaca dari keberhasilan Halodoc, layanan konsultasi berbasis digital saat ini belum banyak ditawarkan. Secara statistik, pada tahun 2020 kebutuhan layanan konsultasi digital meningkat sebanyak 15,7% (BPS, 2021). Sehingga perkembangan teknologi AI dapat menciptakan banyak peluang untuk mengakomodir kebutuhan di bidang konsultasi.

5. Manusia vs AI

Salah satu konsep yang dapat menjawab peluang bisnis di bidang konsultasi adalah layanan pengembangan diri berbasis digital. Hampir sama dengan prinsip layanan Halodoc, konsultasi berbasis digital ini bertujuan membantu penggunanya meningkatkan kemampuan diri di tengah gempuran teknologi AI. Selain layanan konsultasi, AI pengembangan diri ini dapat memberikan rekomendasi pelatihan soft skill atau buku-buku bacaan yang sesuai dengan karakteristik kebutuhan penggunanya.

Pada dasarnya, teknologi adalah alat yang diciptakan untuk memudahkan kehidupan manusia. Apabila AI dibiarkan untuk mengambil alih pekerjaan kita, nantinya AI juga mampu menggeser peran kita sebagai makhluk yang memiliki kecerdasan. Tentunya, supaya hal tersebut tidak menjadi kenyataan, saat ini kita dituntut untuk berpikir kreatif agar mampu menciptakan berbagai peluang baru dalam menyambut era digital.

Kreatifitas berpikir ini yang nantinya melahirkan kecerdasan buatan baru untuk melakukan serangkaian kegiatan promosi, melayani konsultasi dengan pengguna sepanjang waktu, bahkan memberikan pilihan-pilihan yang relevan dengan pengguna.

Dalam menyambut gelombang digitalisasi, peluang untuk bergerak di bidang konsultasi pengembangan diri adalah hal yang menarik minat saya. Melalui rangkaian acara Bootcamp Creative Writing yang diadakan oleh SohIB.id dan Indonesiabaik.id, telah menginspirasi saya untuk berpikir kreatif dan membuka peluang sebesar-besarnya untuk berpartisipasi dalam menghadapi persaingan bisnis di era digital.

Saat ini, saya mengawali bisnis tersebut dari kanal Instagram dan TikTok dengan mengusung niche self-growth. Topik seputar pengembangan diri yang berkaitan erat dengan kesehatan mental dan upaya membangun konektivitas interpersonal merupakan bahasan utama dalam konten-konten saya.

Saya menyadari, bahwa pengembangan diri saja belumlah cukup. Hal ini perlu ditunjang oleh kemampuan dalam mengelola emosi dan membangun sirkel pertemanan yang produktif. Secara statistik, kanal Instagram @sitikus.nl telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Bahkan di beberapa kesempatan, saya memenangkan sejumlah reward dari mengikuti kompetisi menulis. Hal inilah yang kemudian mempertemukan saya dengan salah satu penerbit mayor. Kami bekerja sama secara virtual dalam rangka menerbitkan buku bertema pengembangan diri. Sehingga, melalui kemudahan dalam bermanuver di kancah digital, saya siap berkolaborasi dengan rekan-rekan di Komunitas SohIB untuk #TerusBertumbuh lebih baik setiap harinya. 

Referensi:  nerdynav katadata | halodoc