Dilematik Teknologi Digital, Peluang atau Tantangan ?

Dilematik Teknologi Digital, Peluang atau Tantangan ?

Dilematik Teknologi Digital, Peluang atau Tantangan ? | Unsplash (https://unsplash.com/s/photos/social-media)

 #SohIBBerkompetisiArtikel

Pernahkah kamu membayangkan suatu saat mesin waktu diciptakan ? Jika benar itu terjadi, aku akan mengajak nenek buyutku melihat kecanggihan masa depan. Aku yakin, pasti mereka terkesima, atau bahkan menggeleng-gelengkan kepala. Jangankan mereka, aku saja tak pernah berhenti kagum dengan berbagai kecanggihan teknologi saat ini. Masih segar di dalam ingatan, sekitar awal tahun 2000-an, aku menonton Diego bersama Dora melakukan video call menggunakan jam tangan. Saat itu aku berpikir video call merupakan khayalan semata dari film kartun. Faktanya, video call memang benar diciptakan di dunia nyata dan merupakan teknologi yang amat biasa saja di tahun 2023. Melalui video call, kita bisa mendapatkan informasi dari orang yang kita hubungi. Lebih canggih daripada video call, majunya perkembangan teknologi memungkinkan manusia untuk mendapatkan informasi dari seluruh penjuru dunia hanya dengan menggulirkan layar.

Perkembangan Teknologi Digitak | Unsplash (https://unsplash.com/photos/FlPc9_VocJ4)

Perkembangan Teknologi Digital | Unsplash (https://unsplash.com/photos/FlPc9_VocJ4)

Tidak dapat dibantah bahwa manusia membutuhkan informasi dalam hidupnya. Informasi tentunya tidak akan sampai tanpa adanya perantara. Media penyiaran menjadi perantara tersampaikannya informasi sehingga informasi bisa didapatkan oleh khalayak ramai. Urgensi media penyiaran sudah dibuktikan oleh sejarah. Momen sakral proklamasi dapat diketahui oleh seluruh bangsa menggunakan media penyiaran. Suara berkharisma dari sang proklamator, Soekarno, bisa didengarkan melalui radio. Euforia kemerdekaan pada saat itu bisa dirasakan oleh jutaan orang dari berbagai wilayah. Radio yang menjadi media penyiaran pada waktu itu secara tidak langsung memberikan kebahagiaan bagi bangsa Indonesia. Andai saja radio itu adalah seorang manusia, sudah pasti orang tersebut akan diberikan penghargaan yang setinggi-tingginya oleh negara.

Berawal dari radio dengan suara “kresek-kresek’ khas-nya, media penyiaran terus berkembang. Pesatnya perubahan media penyiaran tidak terlepas dari inovasi teknologi di bidang sistem informasi. Internet memegang peranan penting lahirnya inovasi-inovasi berikutnya. Dilansir dari Situs Indihome, internet awalnya dikembangkan oleh Advanced Research Projects Agency (ARPA) pada tahun 1969 sebagai media penghubung antar universitas ternama di Amerika Serikat. Internet terus dikembangkan sehingga bisa dinikmati oleh hampir seluruh manusia di muka bumi. Perkembangan internet menjadi cikal bakal dari eksisnya sistem digital. Digital dengan segala kebaruannya mereformasi tatanan hidup masyarakat. Digital membawa masyarakat ke dunia baru yang mungkin bagi sebagian orang tidak pernah terbayang sebelumnya.

Digital mengambil peranan yang fundamental di bidang penyiaran. Digital memberikan kesempatan bagi manusia untuk mengetahui informasi yang jumlahnya tidak terbatas. Selama perangkat seseorang bisa terhubung dengan internet, informasi bisa diakses dengan sangat mudah. Mengacu pada data APJII, pengguna internet di Indonesia sendiri sudah mencapai 215,63 juta pada 2022-2023. Pencapaian yang luar biasa bukan ? Tidak hanya itu, Indonesia berada di peringkat pertama sebagai pengguna internet terlama di dunia. Dilansir dari artikel Indonesiabaik.id, screen time orang Indonesia mencapai 5,7 jam dalam satu hari. Posisi ini diikuti oleh negara Brazil sebagai urutan kedua, dan Saudi Arabia sebagai urutan ketiga.

Ilustrasi Screen Time | Unsplash (https://unsplash.com/photos/uo8Jfqdzs18)

Ilustrasi Screen Time | Unsplash (https://unsplash.com/photos/uo8Jfqdzs18)

Berkembangnya teknologi digital seringkali memunculkan isu-isu negatif. Mulai dari berkembang pesatnya hoax, pornografi, ujaran kebencian, hingga cyber bullying. Seburuk itukah dampak dari berkembangnya teknologi digital ? Layaknya sebuah pisau, digital dengan segala kecanggihannya masih bergantung pada sikap penggunanya. Pengguna teknologi digital dituntut untuk memiliki tingkat literasi digital yang baik. Sayangnya, tingkat literasi digital masyarakat Indonesia menduduki peringkat terbawah di ASEAN pada tahun 2023. Menurut informasi dari CNBC, tingkat literasi digital Indonesia hanya mencapai 62%. Persentase tersebut sangat jauh dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya yang berada di kisaran 70%. Sejatinya, perkembangan digital bukanlah suatu hal yang salah, bahkan teknologi digital dikembangkan untuk membantu pekerjaan manusia. Pengguna teknologi digital dituntut memiliki kemampuan untuk memanfaatkannya dengan baik.

Penggunaan Platform sebagai Media Penyiaran Kabar Baik | Unsplash (https://unsplash.com/s/photos/social-media)

Penggunaan Platform sebagai Media Penyiaran Kabar Baik | Unsplash (https://unsplash.com/s/photos/social-media)

Beragam masalah yang ada di dunia digital harus diselesaikan bersama-sama. Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika membuat peraturan yang tegas. Peraturan yang ada menjadikan aktivitas berselancar masyarakat di internet lebih terarah. Tidak cukup sampai di sana, pemerintah harus menyosialisasikan peraturan tersebut kepada masyarakat dengan kemasan yang mudah dipahami dan diterima. Sosialisasi dilakukan melalui media sosial atau platform populer lainnya dalam bentuk video maupun poster. Tindakan kuratif pun tak kalah menjadi solusi saat masalah ini sudah berkembang lebih besar. Segala bentuk informasi palsu harus diputus penyebarannya. Pemerintah harus dengan sigap memberikan peringatan hoax pada masyarakat. Berbagai situs terlarang harus diblokir dan dipastikan tidak bisa diakses dengan cara apa pun. Tidak hanya dari pihak pemangku kekuasaan, masyarakat pun harus jeli dalam menyeleksi informasi yang didapatkannya. Berbagai informasi palsu, ujaran kebencian, dan konten negatif lainnya harus diputus penyebarannya. Masyarakat juga harus mengadukan kepada pemerintah jika ditemukan konten negatif yang beredar di dunia digital.

Tidak melulu terkait dengan isu negatif. Pesatnya perkembangan teknologi digital menjadi celah untuk menyebarkan kabar baik dan positif. Digital sebagai media penyiaran harus dimanfaatkan sebagai sarana mewujudkan masyarakat yang cerdas berteknologi. Berbagai konten positif yang mengedukasi masyarakat harus lebih digencarkan. Konten ini bisa disebarluaskan di sosial media atau platform lainnya yang populer digunakan masyarakat. Konten edukatif ini juga bisa dimunculkan sebagai iklan di sela-sela konten hiburan. Popularitas dari seorang influencer seperti seleb tiktok, selebgram, hingga content creator YouTube juga bisa dimanfaatkan. Influencer dan content creator bisa diajak berkolaborasi untuk bersama-sama menyebarkan kabar baik dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Pihak perusahaann platform tersebut juga sepatutnya diajak bekerja sama. Pengelola platform tersebut memiliki kewenangan mengatur sistem maupun membuat peraturan bagi setiap penggunanya. Upaya ini dilakukan agar konten negatif bisa di-banned, dan konten positif bisa sering dimunculkan di beranda pengguna. Setiap teknologi pasti memiliki dampak positif dan negatif. Tugas besar kita adalah membuat dampak positif yang ada lebih mendominasi daripada dampak negatif yang ditimbulkannya.

Referensi
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230214171553-37-413790/paling-rendah-di-asean-tingkat-literasi-digital-ri-cuma-62
https://indihome.co.id/blog/pengertian-internet-ketahui-sejarah-perkembangan-dan-manfaatnya
https://dataindonesia.id/digital/detail/apjii-pengguna-internet-indonesia-21563-juta-pada-20222023
https://indonesiabaik.id/infografis/orang-indonesia-betah-screen-time