Dedolarisasi: Peran Indonesia dalam Mewujudkan Harapan ASEAN untuk Mengurangi Ketergantungan Dolar

Dedolarisasi: Peran Indonesia dalam Mewujudkan Harapan ASEAN  untuk Mengurangi Ketergantungan Dolar

Ilustrasi ASEAN Indonesia 2023  | Shutterstock (awstoys)

#SohIBBerkompetisiArtikel 

Beberapa waktu terakhir, kita dihebohkan dengan pemberitaan mengenai dedolarisasi. Sederhananya, dedolarisasi merupakan suatu kebijakan atau proses untuk mengurangi penggunaan mata uang Amerika Serikat, yakni dolar Amerika Serikat (AS), dalam transaksi keuangan, perdagangan, serta kegiatan ekonomi suatu negara atau kawasan. 

Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk mempromosikan penggunaan mata uang domestik dalam transaksi, meningkatkan penggunaan mata uang regional, mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat dalam cadangan devisa negara, serta memperluas kerja sama keuangan regional dengan negara-negara sekitarnya.

Kita ketahui bersama bahwa pada tahun 2023 Indonesia menjadi keketuaan ASEAN. Sehingga, hal ini bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperluas dedolarisasi dengan memanfaatkan local currency transaction (LCT) serta melakukan transformasi digital guna memudahkan bertransaksi yang bisa diterapkan di negara ASEAN. Gagasan LCT perlu diterapkan di ASEAN guna mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

Sekilas Mengenai Dedolarisasi

Ilustrasi Dolar Amerika Serikat
Ilustrasi Dolar Amerika Serikat  | Shutterstock (inray27)

Dedolarisasi merupakan proses mengurangi ketergantungan suatu negara pada dolar AS dalam sistem keuangannya. Tujuannya ialah untuk mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing, meningkatkan kedaulatan ekonomi, serta memperkuat stabilitas keuangan negara tersebut. 

Dedolarisasi bisa dilakukan dengan memakai mata uang domestik atau regional dalam transaksi, mengurangi alokasi cadangan devisa negara pada dolar AS atau mengembangkan infrastruktur keuangan yang mendukung penggunaan mata uang lainnya. Hal ini juga membantu melindungi negara dari dampak perubahan kebijakan moneter atau fiskal dari negara penerbit dolar AS. Hegemoni dolar AS tak terlepas dari sejarahnya.

Dalam sejarahnya, pada tahun 1944, saat ekonomi global sedang mengalami kerentanan, negara-negara sekutu berupaya untuk berdialog, mencari solusi terhadap masalah pertukaran mata uang. Hasilnya adalah Perjanjian Bretton Woods, sebuah kesepakatan yang melibatkan 44 negara dan 730 delegasi, yang diselenggarakan di Negara Bagian New Hampshire, Amerika Serikat (AS). 

Perjanjian Bretton Woods bertujuan untuk merangsang pengurangan tarif dan hambatan perdagangan antarnegara, serta menciptakan kerangka ekonomi global yang mengurangi konflik. Selain itu, perjanjian ini menciptakan dua institusi internasional, yaitu Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (sebelumnya dikenal sebagai International Bank for Reconstruction and Development alias IBRD). 

Perjanjian Bretton Woods memperkenalkan sebuah sistem ekonomi baru yang dikenal sebagai Sistem Bretton Woods, yang ditandai sebagai akhir dari era merkantilisme. Salah satu aspek penting dari perjanjian ini adalah penggunaan dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia yang nilainya terkait dengan harga emas yang tetap. 

ASEAN Menyerukan Dedolarisasi dan Transformasi Digital

ASEAN Indonesia 2023
Gambar ASEAN Indonesia 2023  | Shutterstock (Wulandari)

Dalam pertemuan kepala negara anggota ASEAN di KTT ke-42 di Labuan Bajo, upaya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS alias dedolarisasi semakin ditekankan. Para pemimpin ASEAN dalam deklarasi mereka di KTT tersebut menyepakati untuk mempercepat konektivitas sistem pembayaran regional dan mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi—local currency transaction (LCT). 

Dalam dokumen deklarasi tersebut, para pemimpin negara ASEAN menyatakan dukungan mereka untuk kerja sama lebih lanjut dalam mempromosikan LCT dan peran otoritas keuangan dalam mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi nilai tukar eksternal. 

Di dalam dokumen deklarasi tersebut, kita bisa melihat dukungan untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas batas di wilayah ASEAN. Selain itu, juga mendukung pembentukan gugus tugas yang akan mengeksplorasi pengembangan suatu kerangka transaksi mata uang lokal di kawasan ASEAN.

Tentu harapan ASEAN untuk bisa mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS perlu diimplementasikan dengan baik, sehingga dapat terwujud dengan baik dan tidak lagi bergantung kepada dolar AS, melainkan bisa memanfaatkan LCT. Kita harapkan supaya ASEAN bisa terlepas dari ketergantungan negara-negara adikuasa.

ASEAN telah menyuarakan dedolarisasi dan transformasi digital guna meningkatkan kedaulatan ekonomi, stabilitas regional, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan. Seruan ini menunjukkan kesadaran akan perlunya mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan dan keuangan global, sambil mendorong penggunaan teknologi digital untuk memajukan pertumbuhan ekonomi.

Selain dedolarisasi, transformasi digital pun menjadi fokus utama ASEAN. Transformasi digital melibatkan adopsi teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, inovasi, dan daya saing di berbagai sektor ekonomi. Di ASEAN, transformasi digital dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperluas inklusi digital di seluruh kawasan.

Peran Indonesia dalam Mewujudkan Harapan ASEAN

ASEAN Indonesia 2023
Gambar ASEAN Indonesia 2023  | Shutterstock (Wulandari)

Pada tahun 2023, Indonesia menjadi keketuaan ASEAN. Hal ini bisa menjadi momentum untuk bisa memperluas dan menggaungkan dedolarisasi guna melepaskan diri dari ketergantungan negara adikuasa, seperti Amerika Serikat. Adapun peran Indonesia dengan dedolarisasi dalam mewujudkan harapan ASEAN dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Mengurangi Risiko Fluktuasi Mata Uang

Salah satu tujuan dedolarisasi ialah mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang domestik. Pada saat negara-negara ASEAN mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, mereka bisa mengurangi risiko volatilitas dan ketidakstabilan ekonomi yang diakibatkan oleh perubahan nilai tukar dolar AS. Hal ini bisa mendukung stabilitas ekonomi di kawasan ASEAN. 

  • Memperkuat Kedaulatan Ekonomi

Dengan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, negara-negara ASEAN—termasuk Indonesia—bisa memperkuat kedaulatan ekonomi mereka. Memakai mata uang domestik dalam transaksi perdagangan dan keuangan regional bisa memberikan lebih banyak kontrol dan fleksibilitas dalam kebijakan moneter dan fiskal, serta meminimalkan dampak dari kebijakan ekonomi negara lain, pada era digital juga harus mengembangkan ekonomi digital.

  • Mendorong Perdagangan Regional

Dedolarisasi pun bisa mendorong pertumbuhan perdagangan regional di ASEAN. Dengan menggunakan mata uang regional, seperti rupiah, dalam transaksi perdagangan antarnegara ASEAN, maka akan lebih mudah dan efisien bagi pelaku usaha di kawasan untuk bertransaksi, serta bisa memanfaatkan teknologi dalam tranformasi digital. Hal ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan integrasi ekonomi di ASEAN.  

  • Memperkuat Keuangan Regional

Dengan dedolarisasi, negara-negara ASEAN bisa memperkuat sistem keuangan regional mereka. Dalam hal ini, Indonesia bisa berperan dalam memfasilitasi pengembangan infrastruktur keuangan regional yang mendukung penggunaan mata uang regional dalam transaksi dan investasi di ASEAN. Hal demikian akan membantu memperkuat stabilitas keuangan dan meningkatkan kerja sama keuangan di kawasan. Pemanfaatan teknologi juga diperlukan untuk mempermudah transaksi antarnegara di ASEAN.

  • Mendorong Integrasi ASEAN 

Dedolarisasi pun bisa menjadi faktor penting dalam mendorong integrasi ekonomi dan keuangan di ASEAN. Dengan mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dan meningkatkan penggunaan mata uang regional, negara-negara ASEAN bisa lebih terhubung secara ekonomi dan keuangan, serta meningkatkan koordinasi kebijakan moneter dan fiskal. Hal ini akan memperkuat posisi ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang lebih terintegrasi dan berdaya saing. Ditambah dengan transformasi digital sehingga dapat memperlancar integrasi negara-negara ASEAN.

Dalam mewujudkan harapan ASEAN, dedolarisasi bisa menjadi langkah yang strategis bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. Namun, perubahan semacam ini membutuhkan kerja sama dan koordinasi yang kuat antara negara-negara anggota ASEAN serta perencanaan dan implementasi yang matang untuk mencapai tujuan tersebut.

Melalui kerja sama yang erat, investasi dalam infrastruktur digital, adopsi teknologi digital, peningkatan literasi digital, serta kebijakan yang mendukung, ASEAN bisa mewujudkan harapannya terkait dedolarisasi dan transformasi digital. Dalam prosesnya, negara-negara ASEAN akan memperkuat kedaulatan ekonomi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan ekonomi digital di kawasan ASEAN.