Belgi Art & STA, Dua Ekraf Asal Cigombong, Hadiri Bimtek Disbudpar Kabupaten Bogor

Belgi Art & STA, Dua Ekraf Asal Cigombong, Hadiri Bimtek Disbudpar Kabupaten Bogor

Foto bersama dengan Sekretaris Dinas Budaya Pariwisata Kabupaten Bogor | Sumber : Ilham, Dokumentasi Disbudpar

#JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SobatHebatIndonesiaBaik 

Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep pada era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama. Secara garis besar, konsep dan inti ekonomi kreatif terletak pada industri kreatif, yaitu bidang yang digerakkan oleh para kreator dan inovator.

Ekonomi kreatif terdiri dari 17 sub sektor, salah satunya yaitu sektor kerajinan tangan. Sama halnya dengan dua pemuda asal Cigombong ini, Belgi Alhuda dan Aban Sudrajat mengikuti program pelatihan bertajuk 'Integrated Marketing Communication (IMC)'  yang diselenggarakan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar), Kabupaten Bogor (25-28 Oktober 2022). Keduanya merupakan pelaku ekonomi kreatif dalam sektor kerajinan tangan.

Integrated Marketing Communication (IMC) atau bisa disebut komunikasi pemasaran terpadu, merupakan suatu strategi pemasaran bisnis untuk mengkomunikasikan pesan di semua saluran pemasaran. Kegiatan IMC ini diselenggarakan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bogor dan bertempat di Hotel New Ayuda, Puncak Bogor.

Belgi Alhuda
Pemaparan materi oleh narasumber kepada peserta | Sumber: Dokumentasi Pribadi Belgi Alhuda

Kedua pelaku ekonomi kreatif (ekraf) asal Cigombong ini merupakan pemuda yang memiliki usaha kerajinan tangan yang lahir berdasarkan ide dan gagasan, kemudian diaplikasikan untuk menciptakan sebuah produk.

Perbedaan dari kedua brand ini,  Belgi Art memiliki produk berbahan dasar kayu dan menghasilkan berbagai hiasan dinding kayu dan pot bunga dari semen. Sementara itu, Sagala Tina Awi (STA) mempunyai handcraft dengan bahan dasar bambu. Selain itu, STA juga memproduksi berbagai alat musik tradisional khas Jawa Barat.

Keduanya mengikuti rangkaian kegiatan Bimtek sebagai bagian dari upaya guna meningkatkan skill yang akan menjadi sebuah penunjang untuk usaha yang tengah dijalankan. 

Acara ini berlangsung empat hari di jam aktif kerja, yakni Selasa (25 Oktober 2022) hingga Jumat (28 Oktober 2022). Program tersebut merupakan langkah pendampingan dari Disbudpar Kabupaten Bogor terhadap ekonomi kreatif yang ada di Kabupaten Bogor.

Sesi foto bersama panitia & pelaku ekonomi kreatif Kabupaten Bogor | Sumber: Foto Hilmi (Disbudpar Kab. Bogor) 

Ditemui dalam kegiatan itu, Belgi Alhuda sebagai founder Belgi Art mengucapkan terima kasih kepada Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bogor, serta kepada ketua dan jajaran sub-koordinasi bidang SDM Ekraf yang telah memfasilitasi program Bimtek. Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan harapannya bahwa dengan adanya pelatihan ini dapat memberikan manfaat, baik bagi bisnisnya maupun untuk pebisnis kreatif lain yang ada di daerah tersebut.

Acara IMC diawali dengan pembukaan dan ucapan selamat datang dari panitia kepada peserta, menyanyikan lagu 'Indonesia Raya' dan mars 'Tegar Beriman', laporan ketua panitia, sambutan sekaligus membuka pelatihan SDM Ekraf oleh Sekretaris Dinas Budaya Pariwisata Kabupaten Bogor.

"Terima kasih Disbudpar Kab. Bogor dan Komite Ekonomi Kreatif Kabupaten Bogor (Kabekraf), kegiatan Bimtek ini memang dibutuhkan oleh saya pribadi. Karena dalam menghadapi era revolusi digital, tentu usaha ekonomi kreatif sangat membutuhkan pendampingan dan Disbudpar sendiri telah melakukan itu. Kegiatan ini dihadiri peserta berjumlah 30 orang se-Kabupaten Bogor dan menjadi pengalaman bagi saya karena dapat berkumpul dengan pelaku ekonomi kreatif yang ada di wilayah Kabupaten Bogor," kata Belgi pada sesi wawancara.

Sesi foto bersama narasumber & pelaku ekonomi kreatif Kabupaten Bogor | Sumber: Foto Hilmi (Disbudpar Kab. Bogor) 

Senada dengan Belgi, Aban Sudrajat yang merupakan founder Sagala Tina Awi (STA) dalam sesi testimoninya menyatakan bahwa mereka memang membutuhkan bimbingan teknologi semacam ini. Terlebih tema yang diangkat memang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi, sehingga materi serta ilmu yang didapat para pelaku ekonomi kreatif dapat berguna untuk menambah insight baru. Di mana sebagai pelaku ekraf, mereka dituntut untuk bisa terus melakukan inovasi, baik terhadap produk maupun melalui digital.

Aban mengungkapkan bahwa strategi komunikasi secara konvensional dan digital tentu berbeda. Oleh sebab itu, adanya program Integrated Marketing Communication ini ia sambut dengan antusias. Selain diisi materi oleh berbagai narasumber yang memiliki kompetensi, kegiatan ini juga dilengkapi dengan praktiknya, sehingga peserta dapat langsung mengaplikasikan pelatihan yang didapat.

Aban menceritakan, Imam Budi S, S. Kom, MSc, MDs, merupakan salah satu pewicara yang mendapat apresiasi dari para peserta. Beliau merupakan Ketua Asosiasi Profesi Fotografi Indonesia (APFI) Jabar, yang menerangkan tentang teknik fotografi yang sangat berguna untuk para peserta dalam mengambil gambar sebuah produk dan mempublikasikannya di media sosial.

"Semoga ke depannya terus diselenggarakan kegiatan seperti ini dengan materi yang memang dibutuhkan pelaku ekonomi kreatif. Sehingga pelatihan dan pendampingan ini dapat memberikan dampak terhadap usaha yang dijalankan. Selain itu, dalam tahap evaluasi program saya juga mengusulkan untuk diadakan Bimtek Videografi, mengingat di era digitalisasi ini kita harus terus beradaptasi dan membutuhkan pengetahuan tentang teknik videografi, pembuatan konten, pemasaran online, dan lain sebagainya. Sekali lagi terima kasih, semoga ilmu yang didapat dapat kita pergunakan dengan sebaik-baiknya, semoga kita dapat berjumpa kembali di lain waktu dan kesempatan," - Tutup Aban