Bersama Peduli, Bangkitkan Negri

Bersama Peduli, Bangkitkan Negri

orang batuk | Foto sendiri

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #SohIBBerkompetisiArtikel

Jujur aku selalu bingung tentang masalah ini, apakah aku perlu untuk menceritakan ini secara umum atau  hanya cukup beberapa orang saja yang tahu, bahkan sampai sekarang pun aku masih tak tahu pastinya, namun ku coba untuk tetap menceritakan hal ini, dengan harapan semoga ini memang hal yang baik dan bisa diambil kebaikan darinya serta bisa menjadi pelajaran.

Ketika Corona sedang marak-maraknya terutama ketika gelombang kedua kalau tidak salah. aku tidak ingin menyebutkan tanggalnya, tapi waktu itu aku terkena virus Corona, di awalnya aku tidak berpikir bahwasanya aku terkena, karena sudah menjalani protokol kesehatan. cerita kronologi dari tanda-tanda aku sakitnya sampai terkonfirmasi positif pun lumayan panjang dan sangat terbenak dalam ingatan, memberikan trauma namun juga pelajaran. secara pribadi apa yang aku rasakan saat itu aku merasa seperti orang sekarat. aku juga berteriak sangat keras ketika aku menderita gejala sakitnya.“Uuuaaaaaaahhh perasaan apakah ini ???! kenapa sakit sekali!!” kurang lebih seperti itu, padahal aku tipe orang yang menahan sakit, dan jarang sekali aku mengekspresikan rasa sakit sampai berteriak seperti itu. selain itu, sejenak banyak pikiran-pikiran yang terlintas dalam pikiran. terlalu banyak hal yang mungkin tidak perlu aku sampaikan di sini semua. tapi aku bahkan sempat berpikir “apakah ini akan menjadi akhirnya??” karena aku merasa waktu itu benar-benar rasanya sangat sakit.  benar benar perlu perjuangan untuk bisa survive dan bertahan pada saat kritis itu, bahkan ketika itu aku usahakan untuk bersempat menyampaikan maaf dan ingin menyampaikan wasit mungkin. tapi aku berpikir bahwa aku harus berjuang lebih keras, dan di saat itu aku berdoa dengan permohonan yang sangat dan segala usaha. dan Alhamdulillah, perlahan aku kondisi kritis yang aku alami teratasi. kemudian ibuku datang, dan berusaha memberikan pertolongan pertama. dan itu beum selesai, perjuangan bertahan ketika perjalanan sampai ke rumah sakit, dan lain sebagainya. waktu itu kejadian ini benar-benar mendadak. aku tidak berpikir bisa sampai seperti itu. jadi aku benar-benar masih agak traumatic. bahkan setelah 10 hari di rumah sakit dan  menjalani perawatan sambil jalan di rumah masih ada keluhan-keluhan yang dirasakan entah dari karena corona atau dari hal yang lain, bahkan sampai beberapa lama atau bulan masih ada. bahkan, mungkin sampai sekarang ada sedikit, tapi udah lumayan Alhamdulillah. cuman ya masih membekas traumatik dan lain sebagainya.  dari situ juga, salah satu yang aku dapati adalah pelajaran yang banyak. . begitu banyak hal yang mungkin tidak tersampaikan disini. tapi Alhamdulillah, berkat Allah swt aku bisa perlahan membaik.  

Rumah Sakit Fatmawati | Foto sendiri

cukup disayangkan terhadap beberapa orang yang mungkin masih meremehkan, oke mungkin terserah dia, tapi  kalau misalnya dia mempengaruhi orang lain yang bahkan sampai membenci orang yang peduli dengan hal ini, seperti menganggap lebay.  lebih-lebih jika yang dipengaruhi terkena dampak buruknya, misal dia yang sampai merasakan sendiri. yang mempengaruhi mungkin tidak akan bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi pada orang lain. kalo bisa ,jangan sampai kena kualat baru menyesal. pikirkan, jika orang sakit hati melihat pernyataan yang kesannya seakan-akan apa yang kita alami itu adalah tidak nyata. padahal, dunia yang merasakan kondisi sitausi ini, bukan hanya Indonesia. oke kalau misalnya ada hal-hal yang mungkin diragukan atau setidaknya mungkin kamu mungkin niatnya baik Untuk menginformasikan apa yang kamu anggap benar, tapi jangan sampai menimbulkan kebencian atau bahkan membuat kerusuhan pada orang-orang yang peduli terhadap hal ini.

Rumah Sakit | Foto sendiri
Rumah Sakit | Foto sendiri

Alhamdulillah, sekarang kondisi mulai perlahan membaik. tidak tahu kedepannya seperti apa tapi ini adalah titik balik kita untuk bisa pulih bersama recover together untuk hidup yang lebih baik kedepannya. hidup berkelanjutan.  tentu akan atau sulit untuk pulih dan bersama hidup berkelanjutan yang lebih baik, jika masih ada di antara kita atau mungkin masih banyak diantara kita yang saling tak peduli dan memahami.

Orang batuk | Foto sendiri

Orang batuk | Foto sendiri

 

narasi-narasi provokatif, narasi-narasi yang membuat keterpecah belahan, narasi-narasi yang itu boleh jadi tidak benar, janganlah minimal membuat orang lain itu benci dengan orang-orang yang peduli terhadap hal ini. orang-orang yang sudah dengan susah payahnya untuk membuat keadaan menjadi lebih baik, namun dia malah membuat pekerjaan menjadi lebih berat untuk bangkit.

kita bisa hidup berkelanjutan dari keterpurukan ini, jika kita peduli untuk pulih bersama, artinya memahami semua ini adalah hal yang penting, kita bersama-sama peduli, peduli terhadap orang lain. karena ini sifatnya majemuk. yang merasakan semuanya demi kebaikan bersama. ayo untuk kita harus saling sadar. pikiran harus terbuka.

insya Allah kita akan terus berjuang untuk hidup yang berkelanjutan yang lebih baik, apalagi setelah peristiwa yang telah lalu. dan kita berharap dengan kesatuan kita dalam memahami pentingnya ini, saling menyadari, saling peduli, saling mengerti satu sama lain, insya Allah kita bisa untuk segera pulih bersama dan menjalani hidup yang lebih baik hidup berkelanjutan yang tentu hasilnya insya Allah akan kita rasakan bersama-sama pula.

corona masih nyata, kita harus tetap waspada, walaupun keadaannya sudah tak sama, dan tak segenting seperti dahulu kala. jika kita lengah, maka bukan hal yang tak mungkin kondisi kembali ke kondisi yang dulu, namun sebaliknya jika kita peduli bersama maka bukan hal yang tak mungkin untuk kita kuat dan tumbuh, tak peduli rintangannya. oleh karenanya mari bersama peduli, tuk bangkitkan negri.