Belajar dari Pele, Legendaris Sepak Bola yang Meninggal Hari Ini

Belajar dari Pele, Legendaris Sepak Bola yang Meninggal Hari Ini

Foto Pele bersama rekan-rekannya semasa muda | Sumber: Wikimedia Commons (Sylvia Joy, the wife of Brian William Joy)

Dunia sepak bola hari ini (30/12) sedang berduka. Pele, pemain top sepak bola asal Brasil menghembuskan nafasnya yang terakhir di Sao Paulo. Ia meninggal di usia ke 82 setelah berjuang keras melawan penyakit kanker yang dideritanya.

Berita tersebut disampaikan pertama kali melalui akun Twitter resminya, @Pele. Unggahan tersebut menyebutkan, “A inspiração e o amor marcaram a jornada de Rei Pelé, que faleceu no dia de hoje. Amor, amor e amor, para sempre. Inspiration and love marked the journey of King Pelé, who peacefully passed away today. Love, love, and love, forever.”

“Inspirasi dan cinta menandai perjalanan dari King Pele, yang telah meninggal dunia hari ini dalam kedamaian. Cinta, cinta, dan cinta, selalu.”

Pele dikenal sebagai atas deretan prestasinya yang luar biasa di kancah sepak bola. Selama merumput di sepanjang kariernya, pria berwajah ramah tersebut telah mencetak ribuan gol, termasuk 77 gol untuk negara tercintanya, Brasil. Tak hanya itu saja, lelaki dengan nama asli Edson Arantes do Nascimento itu juga memegang rekor tiga trofi Piala Dunia bersama Brasil, yakni di tahun 1958, 1962, dan 1970.

Berikut ini adalah 5 hal yang bisa kita petik sebagai pelajaran dari perjalanan karier sang bintang sepak bola dunia!

Baca juga: SEO Tools yang Sering Digunakan Untuk Optimasi Website, Sudah Tahu?

Kemiskinan Bukan Penghalang untuk Berprestasi

Diketahui bahwa ayah Pele juga seorang pemain bola yang mahir. Namun, meskipun demikian, mereka masih hidup dalam garis kemiskinan. Disebutkan bahwa sang ayah mengajari anaknya bermain bola dengan material seadanya, yakni menggunakan kaos kaki yang berisi koran-koran atau jeruk besar pomelo.

Namun, kondisi tersebut tidak membuat Pele putus harapan. Di bawah mentor ayahnya yang baik dan andal, usaha tersebut turut menghantarkan sang putra menjadi legendaris sepak bola, di samping Pele juga bekerja keras.

Tahu tidak, pada 19 November 1969, atlet kesayangan Brasil ini mencetak gol-nya yang ke 1.000, lo! Gara-gara momen ini, pertandingan bola kala itu harus ditunda hingga 30 menit, sebab ratusan orang berlari ke lapangan untuk mengerumuni Pele muda. Sejak saat itu, 19 November dinobatkan sebagai “Hari Pele”. Duh, mengharukan banget, sih!

Nggak ‘cuma’ itu saja, ia juga mendapatkan gelar kehormatan ‘British Knighthood’, mencetak total gol sebanyak 1.283 kali untuk ribuan pertandingan, dan dinobatkan sebagai pemain bola terbaik di dunia.

Satu Kebaikan Membawa Kebaikan Lainnya

Pele muda mungkin ‘hanya’ berpikir ingin menjadi pemain bola yang hebat, sehingga dirinya terus melatih diri hingga menjadi legenda seperti sekarang. Namun, yang dia mungkin tidak pernah rencanakan, kegigihannya itu membawanya kepada kebaikan-kebaikan lainnya.

Melansir dari Tempo.co, sebuah kabar berita mengisahkan bahwa di tahun 1967, telah terjadi perang saudara di Nigeria. Namun, kedua belah pihak memutuskan untuk melakukan gencatan senjata selama 2 hari agar mereka bisa menonton pertandingan Pele melawan Nigeria.

Bayangkan SohIB, Pele yang berjuang keras meraih mimpinya, justru juga berkontribusi untuk ‘menghentikan perang’ selama 48 jam. Meskipun waktu tersebut sangatlah ‘singkat’, tetapi untuk sebuah situasi yang pelik, jeda ini menjadi penting untuk warga bisa beristirahat sejenak dan merawat lukanya.

Oleh sebab itu, mari kita mulai melihat proses menggapai impian dengan sudut pandang yang luas. Bahwa tidak diri sendiri semata yang akan mendapatkan efek baiknya, tetapi bisa jadi itu pun baik untuk sekitar kita. Menjadi orang yang bermanfaat tak melulu dengan memberikan ‘bantuan’ seperti pada umumnya. Namun, bekerja keras dalam memperjuangkan mimpi juga membuat kita mampu membantu orang suatu saat nanti.

Baca juga: 6 Soft Skills yang Wajib Dikuasai Sebelum Usia 30

Jangan Pernah Puas dan Terus Belajar

Berangkat sebagai atlet sepak bola, rupanya sepak terjang karier Pele tak berhenti di situ saja. Pada tahun 1994, bintang lapangan ini didaulat menjadi duta UNESCO. Namun, hal tersebut bukanlah hal yang mengejutkan, sebab Pele memang dikenal sangat dekat dengan masyarakat dan menyenangi kegiatan sosial.

Kemudian, di tahun 1995-2001, ia juga menjabat sebagai Menteri Olahraga di Brasil. Lebih hebatnya lagi, penugasan tersebut ditunjuk langsung oleh Presidennya sendiri lo, yakni Fernando Henrique Cardoso.

Dari sini, kita bisa melihat bahwa meskipun profesinya sebagai pegiat olahraga bola sudah sangat cemerlang, Pele masih mempunyai semangat tinggi untuk berkontribusi lebih di bidang yang digelutinya. Tak ‘hanya’ sebagai pemain bola profesional yang mampu mengangkat nama negerinya, ia juga turut membantu dalam memberantas korupsi yang terjadi di sepak bola Brasil.

Mulai dari sekarang, mari kita lebih bersemangat untuk mempelajari apapun yang sedang kita lakukan, sampai batas maksimal, sampai batas tak terduga. Yakinkan diri bahwa kejutan-kejutan baik akan menunggu untuk kita jemput. Are you ready?

Jangan Bully Orang di Sekitarmu

Nama asli Pele sebenarnya tidak mengandung unsur “Pele” sama sekali. Ia dilahirkan dengan nama panjang Edson Arantes do Nascimento, yang terinspirasi dari penemu dunia yang terkenal, Thomas Alva Edison.

Namun, ia dipanggil Pele lantaran dirinya kesulitan menyebutkan nama seorang kiper dari Vasco de Gama, Bile, menjadi Pele . Teman-temannya mengejeknya karena hal itu, sehingga dia dipanggil dengan nama Pele. Akan tetapi, beberapa sumber lain menyebutkan bahwa julukan Pele ini merujuk pada bahasa Portugis yang berarti, “kaki malas.” Hal itu dikarenakan atlet tersebut sering dibilang lambat dalam mengejar bola.

Nah guys, yang masih suka memanggil temannya dengan nama yang aneh atau bermakna buruk, jangan dilakukan lagi, ya! Sebab, kamu nggak pernah tahu apakah itu akan menyakitinya, meskipun dari luar tampak tertawa-tawa saja. Untungnya, nama Pele menjadi hoki tersendiri bagi karier pria asal Brasil tersebut.

Kematian pria ramah membawa kita dan orang-orang yang ditinggalkan merasakan luka yang mendalam. Namun, prestasi dan dedikasi tinggi Pele bagi dunia sepak bola yang begitu besar menjadikan torehan namanya akan selalu abadi.

Baca juga: 5C, Life Skill Penting untuk Pemuda Indonesia. Capai Generasi Emas 2045!

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca.

Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Semuanya gratis! Skuy, langsung gabung aja di siniSalam Sobat Hebat Indonesia Baik! (AJ)