Bangkitkan Kembali Gairah Menulis yang Sudah Lama Hilang

Bangkitkan Kembali Gairah Menulis yang Sudah Lama Hilang

Menulis tidak akan terjadi apabila hanya diam saja | Sumber: Unsplash (Jamie Brown)

Berawal dari tugas mengikuti Seri Mini Bootcamp yang diadakan oleh Sohib Indonesia Baik, maka saya berusaha membuat tulisan ini. Fyi, tugas yang diberikan adalah mewajibkan peserta untuk membuat tulisan sebagai tugas akhirnya. 

Menulis sebenarnya bukan hal baru untuk saya, bukan pula hal yang (seharusnya) sulit. Namun, kegiatan ini memang sudah sangat lama tidak saya lakukan. Entah sudah berapa lama tepatnya,  gairah menulis saya serasa menguap perlahan-lahan.

Padahal, dulunya saya sangat senang menulis. Ide yang muncul dengan mudahnya saya tuang menjadi sebuah tulisan, entah itu mungkin 'hanya' menjadi cerita yang super pendek dan saya jadikan status di Facebook. Bahkan, saya sempat ingin membuat buku karya sendiri, meskipun dalam hati ini, itu hal yang tidak mudah.

Dulu di Facebook ada fitur menulis cerita dan kisah pribadi saya banyak yang tertuang di sana, baik itu suka, duka, drama percintaan, tentang keluarga, teman, dan sebagainya. Namun, sepertinya sekarang sudah tidak ada, di samping saya juga sudah sangat jarang mengunjungi media sosial tersebut dan beralih ke Instagram.

Saya jadi berpikir, apa hobi menulis tentang hal-hal random ini mulai hilang sejak tidak ada lagi fitur menulis di Facebook, ya? Aku rasa tidak demikian. Mungkin juga sejak aku merasa semakin repot dengan kehadiran dua buah hati dan agak kesulitan selagi tetap menjadi wanita karier? Harusnya sih, itu juga bukan alasan.

Mengapa saya mencari-cari alasan untuk mendukung kemalasan saya menulis? Bahkan, saya menyalahkan atasan di kantor yang mungkin kurang menghargai tulisan saya, sehingga perlahan itu melunturkan minat dan kemampuan menulis ini. Alih-alih tetap menulis, saya sibuk mencari alasan kenapa sulit sekali menuangkan ide-ide di kepala ke dalam sebuah tulisan.

Padahal dari semua alasan itu, sebenarnya masih bisa dipatahkan. Caranya adalah dengan melawan rasa malas menulis dan terus menulis saja. Tulislah apa saja! “Just write,” begitu kata teorinya.

Bergabung dengan Sohib Indonesia Baik merupakan satu hal yang saya syukuri. Sesuai dengan namanya yang baik, niatnya yang baik, menyampaikan hal-hal baik, orang-orang yang baik juga, besar harapan saya juga bisa menjadi lebih baik, baik segi pribadinya, maupun baik dalam peningkatan kapasitas ilmu pengetahuannya.

Sejak saya bergabung di grup Telegram-nya, mengikuti Instagram-nya, mengikuti program webinarnya, alhamdulillah saya juga merasakan manfaatnya. Tulisan ini menjadi salah satu buktinya. Oh, ternyata saya masih bisa menuangkan uneg-uneg saya ke dalam tulisan. Ternyata, ketika memang benar-benar niat menulis, mau memulai, ide itu akan terus mengalir begitu saja. Tulis saja yang mau ditulis.

Apapun yang ada di benak, tuangkan ke dalam tulisan. Bersyukur hingga sampai ke paragraf ini, kalimat ke sekian, terkadang sempat diwarnai mandeg juga, nyatanya bisa. Namun, masih belum cukup sampai di sini, mari kita lanjutkan.

Tulisan ini pun sebenarnya juga bukan ide awal yang ingin saya tuangkan menjadi sebuah karya hasil tugas akhir Mini Bootcamp. Sebelumnya, saya ingin menuliskan hal lain. Ada beberapa ide yang sempat terlintas, bahkan sudah sempat saya tuliskan juga ke dalam judul di website Sohib Indonesia Baik, tetapi kemudian yang muncul tulisan ini.

Jujur, saya membuat ini saat waktu sudah menunjukkan pukul 23.20 WIB, beberapa menit menjelang deadline. Mengapa? Karena tadi saya ketiduran.

Memang saya sering mendapatkan “power” ketika mepet-mepet, alias “The Power of Kepepet”. Ceritanya, sehabis mengikuti seri Mini Bootcamp terakhir bersama Kak Alifa tadi, saya sambil menemani anak belajar untuk Penilaian Akhir Semester. Saat itulah, si bungsu mengantuk. Karena itulah, kami sudahi belajarnya dan tiduran di sampingnya. Akhirnya saya benar-benar tertidur bersama mereka.

Lagi-lagi beruntung. Saya terbangun pukul 23.00 WIB lewat beberapa menit. Langsung beranjak dari tempat tidur, cuci muka, duduk di depan laptop yang masih tercolok charger-nya, menyalakan kembali layarnya, dan menggerakkan jari-jari saya di atas keyboard.

Tulisan ini adalah hasilnya. Saya berharap ini adalah awal yang baik untuk saya bisa bangkit kembali untuk menulis. Tentunya, semoga menghasilkan banyak tulisan yang baik juga bermanfaat.