5 Alasan Karyawan Sulit Naik Jabatan. Mulai Sekarang Harus Berubah!

5 Alasan Karyawan Sulit Naik Jabatan. Mulai Sekarang Harus Berubah!

Ilustrasi sekelompok pekerja sedang sibuk | Sumber: Unsplash (Annie Spratt)

Siapapun yang bekerja, tentu saja mendambakan adanya kenaikan jabatan. Dengan adanya peningkatan posisi ini, kamu nggak hanya akan mendapatkan gaji yang lebih besar, tetapi juga kesempatan-kesempatan baru dalam bekerja. Tak hanya itu saja, artinya atasanmu juga mengakui bahwa SohIB memiliki kinerja yang bagus dan layak mendapatkan jenjang karier yang lebih tinggi. Ibarat anak sekolah, momen ini seindah berhasil naik kelas dengan nilai yang baik pula.

Namun, bagaimana perasaanmu apabila kamu sudah merasa totalitas dalam melakukan pelayanan, loyal pula kepada perusahaan, tawaran naik posisi tak kunjung datang? Banyak lo, karyawan yang sudah bekerja bertahun-tahun tidak memperoleh kenaikan pangkat. Siapa sih, yang salah, kita sebagai pekerja atau memang perusahaan yang pelit? Mungkin koneksi kita sedikit, sehingga kalah dengan privilege orang dalam.

Eits, tunggu dulu! Sebelum SohIB overthinking, lebih baik kamu baca 5 alasan kenapa karyawan sulit naik jabatan. Jangan-jangan, tanpa disadari kamu adalah salah satunya!

Baca juga: Panggilan Interview dari E-mail Asli atau Palsu? Check Cara Membedakannya di Sini!

1. Tidak Aktif Berkontribusi

Hah, memangnya menjadi karyawan bukan masuk berkontribusi?

Well, tidak semua atasan ‘bersikap aktif’ dengan mengecek pekerjaanmu atau memberikan perintah setiap hari. Sebaliknya, mereka mengharapkan kamulah yang berinisiatif untuk melakukan itu sebagai nilai plus dan agar dipandang semangat dalam bekerja sepenuh hati. Tentunya, inovasi-inovasi yang SohIB kembangkan perlu mendapat persetujuan dulu dari atasan.

Kemudian, berusahalah untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan kantor, selama masih relevan dengan bidangmu dan lakukan yang terbaik untuk diingat atasan. Ini berbeda dengan ‘sok cari muka, ya! Pada akhirnya, menonjolkan diri perlu di lingkungan kantor, tetapi ketahui batasannya dan jangan bersikap menyebalkan. Intinya, tunjukkan bahwa kamu bisa diandalkan dan punya gairah hidup yang positif.

2. Mudah Mengeluh

alasan kenapa sulit naik jabatan
Mudah mengeluh adalah sikap yang tidak profesional | Sumber: Unsplash (Campaign Creators)

Diberikan tugas A, mengeluh, takut nggak bisa atau beralasan bukan passion-nya. Diminta pergi ke klien X, berdalih tidak ada kendaraan atau klien sulit dinegosiasi. Duh, atasan mana yang senang dengan ‘anak’ yang nggak mau belajar atau bermental lemah?

Mulai sekarang, kurang-kurangi deh, suka mengeluh di lingkungan profesional! Punya keluh kesah memang wajar, tetapi akan lebih bijaksana apabila kamu tahan, salurkan ke kegiatan yang lain, atau paling tidak ungkapkan ke orang yang tepercaya saja.

Apabila SohIB sibuk mencari simpati sana-sini di kantor, yang ada kamu bakal dianggap sebagai orang yang caper dan suka bergosip! Tahu sendiri kan, bagaimana resikonya?

Baca juga: 5 Profesi yang Terancam Punah Akibat Teknologi

3. Sulit Mengontrol Emosi

Bila boleh berbicara, sebenarnya hubungan kita dengan orang-orang di kantor pada hakikatnya ‘hanyalah’ sebatas profesional semata. So, nggak ada yang benar-benar peduli urusan pribadimu, selama tidak berhubungan atau mengganggu mereka. Jadi, kontrol emosimu atau luapkan seperlunya.

Emosi di sini bisa dimaknai banyak hal ya, dapat berupa marah, sedih, kecewa, bahkan sangat senang sekalipun. Berusahalah untuk tidak menjadi pribadi yang terlalu ekspresif di perusahaan. Foto formal saja direkomendasikan memakai pakaian berwarna netral daripada yang sangat mencolok, begitu juga dengan sifat kita!

4. Lamban Belajar

Dan ini yang terakhir, lamban belajar, entah karena tidak mau, tidak cocok dengan bidangnya, atau memang sangat sulit. Di dunia yang serba digital ini, otomatis dinamisasi kerja begitu cepat terjadi. Seolah-olah, bila SohIB tidak belajar satu hari saja, rasanya sudah ketinggalan banyak informasi.

Dari sini, profesi dan tugasnya pun juga terus berkembang. Yang dulunya writer ‘hanya’ menulis berita, sekarang sudah banyak profesi tulis yang namanya mungkin tidak ada sepuluh tahun yang lalu, misalnya content writer, copywriter, hingga SEO writer.

Sedangkan sarjana baru akan terus dicetak setiap tahun dan perusahaan dengan tingginya tuntutan syarat menjadi karyawan makin sulit dipenuhi.  Bila kamu tidak punya kemauan untuk meningkatkan kompetensi, bagaimana kita dapat berkejar-kejaran dengan inovasi-inovasi tadi?

5. Komunikasi yang Buruk

Terkadang, ketika atasan mempertimbangkan seseorang naik pangkat, ia bisa saja diam-diam meminta pendapat orang-orang yang terlibat kerjasama dengan SohIB. Mendapatkan testimoni yang jelek dari karyawan lainnya tentu saja bagaikan mimpi buruk bagi kita!

Peliharalah hubunganmu dengan sesama pekerja dan hindari konflik yang berkepanjangan. Memang benar kalian akan saling berkompetisi untuk mendapatkan prestasi, project, hingga jabatan. Namun, apakah perlu sampai tidak bisa berteman?

Jadilah karyawan yang tidak hanya cerdas dan bermanfaat, tetapi jagalah budi pekerti karena kamu tidak pernah tahu di bagian mana yang akan menolongmu untuk dipertimbangkan naik pangkat. Semoga kelima hal di atas benar-benar bukan kamu banget ya, SohIB!

Baca juga: 10 Alasan Logis Seseorang Resign, Kamu Juga?

Jangan lupa untuk terus ikuti artikel-artikel seru lainnya hanya di sohib.indonesiabaik.id, ya! Banyak lo, informasi menarik nan lengkap yang harus banget kamu baca. Nggak hanya itu aja! Jika kamu memiliki passion di bidang kepenulisan dan ingin senantiasa berkembang, join jadi kontributor SohIB dan dapatkan banyak benefit-nya!

Oiya, SohIB.id juga punya komunitas keren yang selalu aktif memberikan berbagai pelatihan, webinar, diskusi, dan bagi-bagi merchandise cantik, lo! Skuy, langsung gabung aja di sini! So, sampai berjumpa lagi dan salam Sobat Hebat Indonesia Baik! (AJ)