AI Jadi Keuntungan Sekaligus Ancaman, Berbagai Profesi Bisa Tergantikan

AI Jadi Keuntungan Sekaligus Ancaman, Berbagai Profesi Bisa Tergantikan

Pekerjaan yang bisa tergantikan AI | Sumber: Pexels (Pavel Danilyuk)

#SobatHebatIndonesiaBaik #JadiKontributorJadiInspirator #BerbagiMenginspirasi #BootcampCreativeWriting

Tak bisa dipungkiri apabila kehadiran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) banyak membantu kehidupan manusia. Mulai dari hal-hal remeh, hingga mampu menyediakan kode pemrograman (programming) yang rumit, hampir seluruh masalah dapat ditangani. Salah satu produk AI yang sempat menggemparkan dunia ialah ChatGPT buatan OpenAI.

Sayangnya, ibarat dua sisi mata uang, teknologi yang datang tanpa diberi tanda batas, justru mengancam kehidupan. Tak sedikit profesi mulai tersingkir akibat kemampuan AI yang lebih mumpuni dibandingkan kerja keras manusia itu sendiri. Maka dari itu, diperlukan sejumlah kiat untuk menghadapi gempuran teknologi digital yang semakin canggih.

Tips Menghadapi Kecanggihan AI

Invasi AI pada celah-celah kehidupan manusia bukan lagi hanya bayang-bayang semata. Goldman Sachs yang dikutip dari Forbes, melaporkan ada sekitar 300 juta pekerjaan yang diprediksi akan terpengaruh AI. Artinya, terdapat 18% jenis pekerjaan secara global yang mulai diotomatisasi.

Empat industri yang sangat terdampak kemunculan AI, diantaranya keuangan dan lembaga perbankan, media dan pemasaran, layanan hukum, serta manufaktur dan pekerja pabrik. Tak mengherankan apabila berita PHK (pemutusan hubungan kerja) massal dari perusahaan dunia mulai menambah daftar panjang kelompok manusia yang menjadi korban ‘keganasan’ AI.

Meski begitu, datangnya AI mustahil bisa dicegah, sebagai manusia hanya bisa menyiapkan diri. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menghadapi kecanggihan AI.

  1. Berdayakan, Jangan Terperdaya

Kabar tindakan kecurangan siswa maupun mahasiswa dalam memanfaatkan AI di sekolah atau perguruan tinggi satu persatu menyeruak ke muka publik. Imbasnya, beberapa lembaga pendidikan di dunia mulai melarang penggunaan teknologi ini. Misalnya seperti yang diungkapkan Forbes terhadap sekolah di New York, Amerika Serikat.

Implementasi AI yang tidak tepat memang tentu merugikan banyak pihak. Alangkah lebih bijak bila memanfaatkanya sesuai porsi dan waktu. Misalnya, alih-alih memerintah AI untuk mengerjakan tugas, lebih baik jika menggunakannya sebagai referensi maupun membantu memeriksa plagiarisme.

  1. Buat Plan A-Z

Saat memutuskan berkarier di suatu bidang, pastikan untuk membuat berbagai rencana dan bersiap dengan kemungkinan terburuk. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, nantinya hampir seluruh pekerjaan akan mulai tergantikan oleh AI. Sehingga, segera susun alternatif pekerjaan atau profesi sebagai sumber penghasilan. Misalnya, mulai belajar berdagang atau bekerja sampingan (part time) untuk memanfaatkan waktu luang.

  1. Jangan Bangga Pada Satu Skill

Menjadi generalis atau spesialis, manakah yang paling baik? Hampir setiap profesi mensyaratkan kemampuan tertentu. Seperti halnya ketika ingin menjadi ahli keuangan, tentu seseorang harus membekali diri dengan kemampuan akuntansi. Ketika ingin menjadi IT programmer, SohIB harus menguasai bahasa pemrograman tertentu.

Namun, di masa sekarang, satu keahlian (skill) tidaklah cukup untuk mampu bertahan menghadapi persaingan ketat. Entah itu untuk melawan sesama manusia maupun kecerdasan AI. Maka dari itu, siapkan 2 sampai 3 skill berbeda yang bisa meningkatkan nilai diri di mata industri. Contohnya, belajar SEO (search engine optimization) saat memutuskan menjadi penulis konten (content writer).

  1. Ubah Malu Jadi Relasi

Belakangan, fenomena kepribadian introvert dan ekstrovert menggaung di jagat maya. Introvert kerap diidentikkan dengan sosok pendiam yang kurang suka bersosialisasi, sedangkan ekstrovert sebaliknya. Namun, apabila ingin bertahan dan terbebas dari perkembangan teknologi, ubahlah kebiasaaan mengurung diri dengan membangun koneksi. Relasi bisa menjadi bantuan atau bahkan batu loncatan di dunia kerja.

  1. Tingkatkan Kemampuan Teknologi

Banyak orang yang mengira jika AI hanya menyasar pekerja di bidang teknologi. Padahal semua jenis pekerjaan bisa menjadi ‘korban’ kecanggihan teknologi. Mungkin profesi yang sedang dilakukan tidak berhubungan dengan teknologi. Namun, pada akhirnya sektor ini bakal membantu di masa depan. Misalnya, pedagang yang mengandalkan Microsoft Excel untuk mencatat keuangan.

Nah, itulah sejumlah tips hadapi kecanggihan AI yang bisa dipertimbangkan mulai sekarang. Poin apa saja yang telah SohIB terapkan?